Jakarta, Kirani – Kebaya. Tak akan pernah habis rasanya pembicaraan ketika kita membahas mengenai busana nasional wanita Indonesia ini.
Setiap orang memiliki selera masing-masing mengenai kebaya. Sebagian orang menyukai potongan kebaya yang klasik, seperti kebaya kutubaru yang dikenakan oleh ibu-ibu kita zaman dahulu, atau kebaya dengan bentuk leher “V” yang lebih akrab disebut kebaya kartini, karena RA Kartini mengenakan kebaya model ini semasa hidupnya.
Keindahan kebaya kutubaru dan kartini kerap mencuri perhatian. Potongannya yang begitu klasik seakan mampu memancarkan keanggunan pemakainya. Kemahiran para desainer kebaya saat ini menjadikan kebaya berpotongan klasik ini terlihat semakin anggun. Aplikasi payet di tempat yang tepat, detail aplikasi yang memikat, mampu menjadikan kebaya dengan potongannya yang klasik terlihat anggun, memikat, dengan sentuhan yang kekinian.
Meski demikian, sebagian wanita yang lain tentu saja menyukai kebaya dengan tampilan yang lebih modern. Namun, kini waktunya kita membahas kebaya berpotongan klasik. Lain kesempatan kita akan membahas kebaya dengan potongan yang berbeda.
Kebaya Kutubaru
Kebaya kutubaru memiliki kekhasan pada bukaan depan yang membentuk garis leher seperti “U” kotak. Kebaya kutubaru biasa dikenakan dengan tambahan kain jumputan yang menutupi area perut, disertai kain bawahan berupa batik. Sebagai busana sehari-hari, pada masa lalu kebaya kutubaru memiliki ciri khas corak bunga yang berwarna terang sebagai bahannya. Ciri lain pada kutubaru terdapat pada siluet meruncing pada bagian depan yang membuat siapa saja terlihat lebih langsing ketika mengenakannya.
Kebaya Kartini
Sementara kebaya kartini memiliki karakteristik yang unik tidak hanya dari garis lehernya saja, kebaya kartini pun memiliki garis bawah kebaya rata sejajar tidak seperti kebaya kutubaru yang berujung runcing. Namun lambat laun pakem kebaya kartini mengalami improvisasi dari desainer yang mengubah garis bawahnya kadang menyerupai kutubaru yang berujung runcing atau terkadang dibiarkan memanjang sampai mata kaki atau sebatas betis.
Teks : Setia Bekti | Foto : dari Instagram Didiet Maulana dan Vera Kebaya