Jakarta, Kirani – Memiliki bisnis hingga berhasil dan sukses sampai ke manca negara menjadi impian banyak orang. Dan hal ini sudah dibuktikan oleh Alicia Meinar Martino atau akrab disapa Alicia.
Alicia sukses membangun bisnis kuliner selama belasan tahun di Australia, tepatnya di Kota Brisbane. Hingga kini, Alicia dikenal sebagai seorang Chef & Owner Sendok Garpu Restaurant.
Menyajikan kuliner khas Indonesia, beragam menu Sendok Garpu seperti gorengan, martabak telur, pastel, risoles, tahu bulat dan lumpia, juga menu berkuah seperti Soto Ayam, Soto Betawi dan Sop Buntut, digemari oleh para bule di Australia.
Tersedia juga menu nasi seperti Nasi Uduk, Nasi Kapau, Nasi Tumpeng, Nasi Bebek serta Nasi Goreng. Sementara menu favorit lainnya adalah Rendang Sapi, Iga Penyet, Tongseng Kambing dan Balado Paru. Untuk olahan Ayam, ada Sate Ayam, Ayam Kalasan, dan Kalio Ayam dan masih banyak lagi kuliner Indonesia yang ditawarkan.
Tersedia juga minuman khas Indonesia seperti Es Cendol, Es Kopyor, Es Cincau dan masih banyak lagi yang memikat warga Australia, untuk melepas dahaga.
“Sendok Garpu memiliki lokasi terbaru, ada di tengah Kota Brisbane, sangat dekat dengan Balai Kota Brisbane. Di atas lokasi kami ada premium student accommodation, yang dihuni 700 pelajar yang sekolah di Kota Brisbane,” kata Alicia, Sabtu (2/3/2024) di acara Webinar netralnews.com “Berburu Rupiah ke Negeri Kangguru.”
netralnews.com sendiri merupakan media berakreditasi Dewan Pers yang menyajikan tiga bahasa yaitu Indonesia, Inggris dan Mandarin.
Webinar kali ini bekerja sama dengan Pusat Studi Australia atau Center For Australian Studies (CFAS) dan Chappy Hakim Institute, dan didukung oleh Bank BRI, Bank BNI, Bank BTN, Garuda Indonesia, JNE, Lakuemas dan Alfamart.
Selain Alicia, hadir sebagai pembicara, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Erik Hidayat dan Guru Besar Universitas Nasional, Prof Kumba Digdowiseso PHD.
Mengusung Konsep Baru One Stop Shop
Lebih lanjut Alicia menjelaskan bahwa di lokasi yang sama, pihaknya juga memiliki private room dan ada Indonesian corner grocery. Sudut toko kelontong itu mengusung sebuah konsep baru sebagai one stop shop.
“Jadi pelanggan bisa dine in atau makan di tempat, lalu bisa belanja semua produk-produk Indonesia yang pelan-pelan kami lengkapi. Produknya macam-macam, ada dari camilan, produk jadi seperti rendang dalam kemasan dan saus,” kata wanita berkacamata itu.
Tidak hanya makanan, Alicia juga sedang melakukan tes pasar terhadap produk kecantikan Indonesia berbahan natural, dan bersyukur respons warga Australia cukup baik. Bahkan, minyak urut, sirup dan produk Indonesia lain dirasa bagus dijual juga di tokonya.
“Di grocery corner itu ada kotak-kotak di bagian atasnya, itu adalah program saya berikutnya. Saya akan mengajak kerja sama Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia,” ujarnya.
Saat ini, Alicia sedang menyiapkan program untuk melakukan kurasi produk UMKM Indonesia bersama teman-temannya di Indonesia. Ke depannya, apabila ada produk UMKM Indonesia yang cocok dengan kriterianya, maka akan dipajang dan dijual di tempatnya.
Dan demi jalannya program tersebut, Alicia berharap dukungan dari pihak pemerintah Indonesia, misalnya pendampingan dan edukasi agar UMKM Indonesia siap go internasional.
Pasalnya, ada kerumitan produk dari luar untuk diekspor dan masuk ke Australia. Meski demikian Alicia yakin, bila produk UMKM Indonesia bisa masuk Australia, maka bisa pula masuk ke negara-negara lain.
“Saya paham, untuk bisa display produk ke Australia itu cost-nya mahal sehingga saya mendukung produk UMKM Indonesia bisa di-display di tempat kami,” katanya panjang lebar.
Alicia memiliki bayangan, bila produk UMKM Indonesia yang akan di-display di tempatnya akan disertai dengan QR code, dan bila QR code tersebut di-scan alias dipindai, akan muncul informasi lengkap mengenai produk tersebut.
“Misalnya produk batik, nanti ada QR code-nya, lalu bisa di-scan. Nanti muncul informasi seputar bahan atau material yang digunakan apa, berasal dari daerah mana dan informasi lain-lain mengenai produk,” jelas dia bersemangat.
Optimisme bekerja sama dengan UMKM Indonesia kian bergelora, karena 80% pelanggannya orang Australia, diantaranya adalah pelanggan setia. Setiap akhir tahun, orang Australia kerap mencari produk untuk dijadikan hadiah dan salah satu yang diincar adalah produk Indonesia.
“Kalau diaspora, para pebisnis restoran, dan grocery Indonesia di dunia bisa menjalankan hal yang sama, saya yakin program bisa berjalan baik dan bisa support devisa untuk Indonesia,” katanya.
Di akhir paparan, Alicia mendapatkan banyak respons positif dari para narasumber lain dan para pelaku UMKM Indonesia yang ikut dalam webinar. Karena itu, Alicia bersemangat mengajak para pelaku UMKM yang ingin ikut programnya dan produknya dikurasi, supaya bisa menghubunginya.
Sungguh ini sebuah kabar yang membahagiakan bagi pelaku UMKM di Indonesia yang punya mimpi sukses menembus jalur global.
Teks : Hadriani Pudjiarti | Foto : dok. Istimewa & netralnews.com