Allea Itang Yunasz-Tampil Gaya dengan Padu Padan Busana

Jagat mode Indonesia terus bergeliat melahirkan nama-nama baru dengan ide segar dan semangat kekinian. Bukan berarti ‘pemain’ lama terlupakan dan tersingkir dari gemerlap dan glamournya industri ini.

35 tahun mendedikasikan diri dibidang tata busana bukanlah waktu yang singkat. Itang Yunasz telah menghabiskan lebih dari separuh usianya untuk terus berkontribusi dibidang rancang busana, khususnya modest wear. Karyanya menyebar hingga ke berbagai penjuru tanah air dan beberapa negara melalui jalinan kerjasama dengan berbagai pihak.

“Tentu saja saya harus terus mengaktualisasikan diri dan peka terhadap perkembangan zaman, tren busana global, mempelajari selera dan pola belanja masyarakat dan hal-hal lain agar bisnis terus berkembang,” jelas Itang ketika ditanya resep sukses dan awet berkarir.

Bukan hanya mampu bertahan puluhan tahun, busana karya Itang kerap dijadikan acuan label lain untuk membuat rancangan sejenis. Menhadapai hal itu Itang malah bersyukur, tak ada keresahan di hati walau karyanya dibajak label lain. Dengan dijadikan role model dalam membuat karya yang diterima masyakarat, Itang justru terpacu untuk selalu berada di barisan terdepan sebagai pionir.

Koleksi Allea Itang Yunasz 2. Foto dok.Tim Muara Bagdja

Mengawali tahun 2018, Itang menggandeng PT Planet Selancar Mandiri, perusahaan yang telah lebih dari 20 tahun menekuni bisnis retail melalui gerai Planet Surf. Keduanya sepakat membuat sebuah label modest fashion ready to wear yang diluncurkan pertengahan Maret lalu di Conclave Co-Working Space, Jakarta.

ALLEA Itang Yunasz, demikian label hasil kolaborasi tersebut. Sesuai dengan makna labelnya, bercahaya, maka koleksi perdana ditampilkan dalam sebuah trunk show bertajuk ‘Shine in Style’. “Sesuai keindahan namanya, saya mengambil inspirasi dari keindahan alam Indonesia yang diterapkan pada motif-motif print maupun pilihan warnanya,” jelas Itang Yunasz, Creative Director ALLEA Itang Yunasz, didampingi Yunita Susanti selaku CEO.

Bila dilabel Kamilaa ia mengeksplorasi kain-kain tradisional dan unsur budaya Indonesia lainnya seperti bordir, maka pada label terbarunya, desainer yang sempat menjadi penyanyi era 80an itu mengambil inspirasi alam yang dituangkan secara ringan. Koleksi nuansa pastel dengan corak garis besar, lingkaran dan abstrak dihadirkan dalam gaya three outfit in one style yang bisa dipadu padan dengan potongan lain. Konsep padu padan memang sangat disarankan bagi konsumen label ini, selain tampak lebih stylish tentu saja konsep mix & match akan menghemat bujet saat berbelanja.

Karena koleksi ini menyasar perempuan aktif berusia 20-45tahun, keleluasaan dalam bergerak menjadi pertimbangan saat proses mendesain busana. Pilihannya jatuh pada blus, tunik, gamis, kaftan celana panjang, kulot, long skirt dan outer yang semuanya dapat dipadupadankan. (*)

Teks : Nana Hamid
Foto : Tim Muara Bagdja