Jakarta, Kirani – Dorong kontribusi UMKM Perempuan dan Disabilitas, Alunjiva Indonesia didukung penuh Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia luncurkan program SheAblepreneur.
Program ini hadir dalam bentuk mentoring dan pelatihan kewirausahaan intensif untuk 75 UMKM perempuan dan individu disabilitas ini didukung penuh oleh Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia.
Program ini menyerap semangat Hari Lahir Pancasila, di mana keadilan sosial merupakan cita-cita luhur. Setiap orang memiliki kesempatan yang adil untuk meraih kesejahteraan – mencakup akses pada pendidikan, pelatihan, serta penghidupan layak.
“Di tengah budaya patriarki yang kuat, UMKM perempuan dihadapi dengan beban ganda. Pertama, perempuan masih dibebankan dengan berbagai peran domestik untuk mengurus rumah tangga,” kata Nicky Clara, Founder Alunjiva Indonesia.
Lalu, kedua adalah stigma bahwa perempuan yang aktif berwirausaha bertentangan dengan norma sosial, dan mereka dianggap tidak memiliki kemampuan serta pengalaman yang diperlukan untuk memimpin usaha. Tantangan yang bahkan lebih kompleks juga dialami oleh UMKM yang dikelola perempuan disabilitas.
“Para UMKM perempuan disabilitas mengalami diskriminasi berlapis karena gender dan kondisi disabilitasnya sehingga mereka berada dalam posisi yang lebih rentan. Apalagi mentor atau role model dari kalangan disabilitas hingga pelatihan kewirausahaan yang bersifat inklusif sampai sekarang jumlahnya masih sangat segelintir,” kata Jonna Aman Damanik, Komisioner Komnas Disabilitas Republik Indonesia.
Kondisi ini mendorong Alunjiva Indonesia sebagai bagian dari Setara Berdaya Group menjalankan rangkaian program untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas individu disabilitas di Indonesia melalui kolaborasi, edukasi, pemberdayaan, dan support system yang memadai.

(Ki-Ka): Jonna Aman Damanik – Komnas Disabilitas RI; Fany Efrita Ritonga – Co-Founder Alunjiva Indonesia; Nicky Clara – Founder of Alunjiva Indonesia; dan Kristy Nelwan – Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia
Hingga 2024, Setara Berdaya Group telah memberdayakan 62.450 perempuan, disabilitas, pemuda, dan kelompok marjinal di berbagai wilayah Indonesia – khusus di bidang kewirausahaan, dukungan dan pembekalan yang diberikan telah berhasil meningkatkan omset usaha para penerima manfaat hingga rata-rata 30%.
“Inisiatif SheAblepreneur sejalan dengan program Kementerian UMKM dalam menumbuhkan wirausaha dan mempercepat pencapaian target peningkatan rasio kewirausahaan di tahun 2045 sebesar 8%. Untuk mencapainya kita tidak bisa berjalan sendiri, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, sinergi dari hulu ke hilir dan dukungan nyata dari seluruh pihak bagi pengusaha perempuan dan disabilitas,” urai Christina Agustin, A.Pi., M.M. selaku Asisten Deputi Ekosistem Bisnis Wirausaha, Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Untuk itu, kami mengajak seluruh pihak untuk mendukung inisiatif ini dan tentunya mendorong lahirnya kolaborasi-kolaborasi baru yang memiliki semangat yang sama. Karena hanya dengan kolaborasi lintas sektor, kita bisa menciptakan ekosistem usaha yang kokoh dan inklusif, sebagai pijakan kuat menuju Indonesia Emas 2045.
“Kolaborasi kami di program ‘SheAblepreneur’ berlandaskan pada misi bersama untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil, beragam, dan inklusif. Terlebih lagi, tujuannya juga sangat sejalan dengan tiga fokus Equity, Diversity & Inclusion yang kami jalankan,” ungkap Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia.
Dalam hal Keadilan Gender, Unilever memberikan kesempatan yang sama, perlakuan adil, dan support yang sesuai dengan kemampuan atau kebutuhan unik dari setiap perempuan; dari sisi Keadilan untuk Individu Disabilitas.
Selain itu, Unilever juga memberikan kesempatan yang adil bagi semua UMKM perempuan, termasuk yang dikelola teman-teman individu disabilitas, untuk melawan berbagai bentuk diskriminasi dan stigma.
Diselenggarakan di Tangerang, Bandung dan Yogyakarta selama Juni – September 2025, masing-masing kota pelatihan akan diikuti oleh 15 perempuan dengan disabilitas/non-disabilitas yang ingin lebih mengembangkan bisnis UMKM mereka (scaling up), dan 10 perempuan disabilitas yang baru ingin menjajaki dunia wirausaha.
Pelatihan yang dijalankan secara daring dan luring ini menghadirkan rangkaian modul yang sangat adaptif dan relevan dengan kebutuhan pelaku UMKM perempuan maupun disabilitas untuk berkembang di masa depan, yaitu Business Model Canvas, Literasi Digital, Literasi Keuangan, serta Media Sosial dan Pengenalan AI.
Teks : Galuh | Foto : Istimewa

