Demak, Kirani – Banjir harian yang disebabkan air pasang dari laut, atau rob seperti menghantui masyarakat Demak yang tinggal di daerah di pesisir . Sebab, air yang menggenangi jalan dan rumah warga itu, datang meski tidak ada hujan.
Rob pun seperti menjadi ‘tamu’ yang datang setiap saat. Warga menjadi terbiasa, dengan ‘tamu’ yang tidak diundang itu. Seperti yang diakui oleh Nur Kholis, salah satu warga desa Bedono Kecamatan Sayung.
“Air rob, datang pada tengah malam,” kata Nur Kholis, Jumat (27/09/2024).
Menurutnya, air pasang dari laut atau rob akhir-akhir ini datang pada dini hari. Pagi hari, biasanya sudah berangsur surut. Air pasang dari laut, membuat dirinya dan warga lain harus was-was pada tengah malam. Mereka hanya pasrah dengan keadaan.
“Iya kalau kemarin-kemarin robnya sore yang sampai Jalan Pantura. Ini robnya kecil, datang pada malam hari. Air menggenangi sebagian lokasi yang rendah. Sini kan jalan sudah tinggi semua,“ ujar Nur Kholis.
Dia menceritakan, hingga kini dia dan sejumlah warga lain sudah meninggikan rumah sekitar satu meter dari kondisi bangunan awal. Bahkan jalan desa yang dahulu tertutup banjir rob kini sudah ditinggikan.
“Warga pasrah dengan keadaan itu. Sejumlah warga pindah, meninggalkan kediaman. Mereka berharap pemerintah cepat turun tangan, diantaranya dengan menanam mangrove,” harapnya.
Wilayah di Kabupaten Demak yang terdampak banjir rob terdapat puluhan desa yang terletak di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Sayung, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Bonang, dan Kecamatan Wedung.
Teks & foto: Osa