MBG

Badan Gizi Nasional Luncurkan Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia!

Jakarta, Kirani – Anak Indonesia adalah generasi mendatang, generasi penerus bangsa yang punya tugas penting melanjutkan masa depan Indonesia Tercinta. Anak Indonesia harus sehat, kuat, cerdas, pintar dan berkualitas memiliki kemampuan untuk bisa bersaing secara global di masa mendatang.

Senada dengan perwujudan hal di atas, Badan Gizi Nasional (BGN) selaku pengelola Program Makan Bergizi untuk Anak Sekolah (MBG) meluncurkan kampanye nasional bertajuk “Makan Bergizi Hak Anak Indonesia”.

Acara peluncuran yang digelar di Jakarta, Senin (17/11) ini bertujuan untuk memperkuat edukasi publik mengenai pentingnya gizi anak sekolah serta memastikan bahwa akses makanan bergizi dipahami sebagai hak dasar setiap anak, bukan bantuan.

“Kampanye ‘Makan Bergizi Hak Anak Indonesia’ hadir sebagai panggilan untuk bertindak. Ini adalah gerakan kolektif yang melibatkan pemerintah, orang tua, guru, komunitas, dan seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu memastikan tidak ada satu pun anak Indonesia yang tertinggal dalam pemenuhan hak gizinya,” ujar Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dr. Ir Dadan Hindayana dalam sambutannya.

Dadan menjelaskan, Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia menyoroti peran gizi dalam membentuk generasi sehat, cerdas, dan kuat, serta dampaknya terhadap kesiapan belajar anak.

Menurut Dadan, demi memenuhi hak anak dalam gizi merupakan investasi paling vital untuk masa depan suatu bangsa. “Gizi yang tepat tidak hanya menghasilkan individu yang sehat secara fisik, tetapi juga membekali mereka dengan kapasitas intelektual dan ketahanan mental yang diperlukan untuk menjadi pembelajar yang efektif, dan pada akhirnya menjadi generasi penerus yang kuat,” ujar Dadan.

Dadan menegaskan narasi utama dari Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia diperkuat dengan pesan “Anak kenyang, anak siap belajar,” dan “Gizi bukan bantuan, ini hak.” Pesan ‘Anak kenyang, anak siap belajar’ secara lugas menggambarkan hubungan fundamental antara asupan gizi yang cukup dengan kemampuan kognitif dan performa akademik anak.

“Ketika anak-anak mendapatkan makanan yang cukup, energi dan nutrisi yang dibutuhkan otak untuk berfungsi optimal terpenuhi, memungkinkan mereka untuk fokus, berkonsentrasi, dan menyerap informasi dengan efektif di lingkungan belajar,” ujar dia.

Sementara pesan ‘Gizi bukan bantuan, ini hak’ memberikan landasan etis yang kuat. Pernyataan ini menegaskan bahwa akses terhadap gizi yang layak bukan sekadar tindakan amal atau kemurahan hati, melainkan hak asasi fundamental setiap anak.

“Pengakuan gizi sebagai hak menuntut tanggung jawab kolektif dari orang tua, komunitas, dan pemerintah untuk memastikan kebutuhan nutrisi semua anak terpenuhi, tanpa pengecualian,” tegas Dadan.

“Jadi narasi ‘Anak kenyang, anak siap belajar’ dan ‘Gizi bukan bantuan, ini hak’ saling melengkapi, membentuk argumen yang kuat bahwa gizi adalah prasyarat penting untuk kesejahteraan dan masa depan anak-anak, sekaligus kewajiban moral dan hukum bagi masyarakat untuk memenuhinya,” imbuhnya panjang lebar.

MBG Dorong Pertumbuhan Petani dan UMKM Lokal

Selain itu, Makan Bergizi Hak Anak Indonesia juga menekankan kontribusi MBG dalam mendorong pertumbuhan petani dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal. Dadan menyampaikan bahwa Program Makan Bergizi Gratis memberikan kontribusi signifikan dalam mendorong pertumbuhan petani dan UMKM dengan menciptakan rantai ekonomi baru dan menyerap produk lokal secara masif.

“Program MBG telah menjadi katalisator penting bagi perekonomian lokal di Indonesia, khususnya bagi para petani dan pelaku UMKM. Program ini menciptakan permintaan pasar baru yang besar dan berkelanjutan untuk produk-produk pangan lokal,” ungkap Dadan.

Dengan demikian, kata Dadan, MBG ini berfungsi sebagai ekosistem ekonomi yang memberikan manfaat ganda, yakni memastikan generasi muda mendapatkan asupan gizi yang cukup sambil secara efektif memberdayakan petani dan UMKM, membangun ekonomi yang lebih kuat dan merata dari tingkat desa.

Dadan juga menyatakan bahwa program MBG merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk mendukung pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul melalui revolusi gizi sekolah yang berkelanjutan dan inklusif. Indonesia sedang membangun sumber daya manusia (SDM) unggul melalui program gizi nasional yang ambisius, yang dikenal sebagai Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Program ini disebut-sebut sebagai salah satu inisiatif pemberian makan terbesar di dunia, yang bertujuan untuk memerangi kekurangan gizi, khususnya stunting. Program ini, tegasnya, merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa, dengan tujuan memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas, siap menyongsong visi Indonesia Emas 2045.

“Melalui sinergi antara pemenuhan gizi, pendidikan kesehatan, dan penggerak ekonomi lokal, MBG menunjukkan bahwa pembangunan SDM unggul adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan solusi terintegrasi, transparan, dan menjangkau seluruh pelosok negeri,” jelasnya.

Kemudian Dadan juga meyakini bahwa pemerintah terus berupaya menyempurnakan program ini untuk memastikan bahwa setiap porsi makanan bergizi yang disajikan adalah langkah nyata menuju masa depan Indonesia yang lebih sehat dan cerdas.

Kampanye Makan Bergizi Hak Anak Indonesia hadir melalui konten kreatif, cerita lapangan, data, serta analisis sentimen publik terkait dengan program MBG.

Melalui kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan edukasi gizi secara konsisten, membangun persepsi positif masyarakat, menjaga narasi tetap non-politis, memperkuat brand MBG secara organik, dan memperluas jangkauan pesan baik di kanal digital maupun aktivitas offline.

Saat ini, memang Indonesia sedang membangun SDM unggul melalui program gizi nasional, MBG. Program yang diapresiasi oleh lembaga internasional seperti UNICEF dan WFP ini disebutsebut sebagai salah satu inisiatif pemberian makan gratis terbesar di dunia.

Dan program gizi nasional, MBG yang diluncurkan pada Januari 2025 ini yang menargetkan jutaan anak sekolah dengan menyediakan makanan bergizi harian.

Program MBG mendapatkan sambutan hangat dari para siswa, terlepas dari tantangan dan masalah pelaksanaan yang masih terus dalam tahap perbaikan.

Narasi yang muncul di berbagai daerah menunjukkan adanya aspek positif yang dirasakan langsung oleh anak-anak penerima manfaat. Hal ini sebagaimana kesaksian dua siswa penerima manfaat MBG, yakni Kasim dari Raja Ampat, Papua, dan Almira dari Garut, Jawa Barat, yang memberikan kesaksian soal MBG di tempat mereka. Ke dua anak Indonesia ini ikut menemani Kepala BGN Dadan Hindayana dalam peluncuran Kampanye Nasional MBG “Makan Bergizi Hak Anak Indonesia.”

Teks : Hadriani P  | Foto: Istimewa dok BGN