Jakarta, Kirani – Clubhouse telah menjadi platform sosial berbasis audio yang berhasil menyatukan komunitas di seluruh dunia untuk bergabung di panggung global ini dengan menyediakan ruang diskusi (room) yang berjalan selama 24 jam nonstop pada 10 Oktober 2021 dengan total 15 negara peserta. Diskusi tentang masalah kesehatan mental dibawakan dalam bahasa Indonesia dan berlangsung di Mental Health Matters Club yang dibentuk oleh Nidhi Tewari, seorang Terapis dan Konsultan Pelatihan EMDR Bersertifikat EMDRIA di Richmond, Virginia, Amerika Serikat.
Widya S. Sari, seorang Psikolog Klinis menjelaskan dalam acara ini, diharapkan para pendengar mendapatkan pengetahuan dan manfaat serta pemahaman yang mampu meningkatkan kesadaran tentang isu-isu kesehatan mental.
“Dengan membicarakan kesehatan manusia tentu tidak terlepas dari aspek mental. Terdapat berbagai hal yang dapat mempengaruhi kondisi mental seseorang. Keunikan individu, interaksi dengan lingkungan, dan faktor-faktor lainnya, menghasilkan dinamika kondisi dan gangguan yang berbeda-beda. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendukung kesehatan mental, salah satunya dengan membangun support system dari orang-orang terdekat yang memiliki peran signifikan, dimulai dari keluarga,” kata Widya dalam siaran pers Clubhouse, Senin (11/10/2021).
Selain panggung utama di mana para kreator dan Clubhousers dapat terlibat dalam diskusi, acara ini juga mendorong Clubhousers untuk terhubung secara pribadi melalui Backchannel (fungsi DM Clubhouse) dengan Clubhousers lainnya. Fitur ini juga berguna untuk saling mengajukan pertanyaan dan mengobrol dengan sesama kreator, dan Clubhousers. Fitur lain yang dapat dimanfaatkan Clubhousers adalah Wave dimana Clubhousers dapat terhubung lebih baik dengan sesama Clubhousers di ruang (room) pribadi. Kedua fitur ini tentunya memungkinkan Clubhousers untuk memelihara hubungan yang lebih bermakna dan merasa lebih terhubung dimanapun mereka berada dengan sesama Clubhousers.
Adjie Santosoputro, seorang Praktisi Mindfulness yang turut berbicara dalam acara ini menyatakan, acara ini merupakan bentuk kepedulian terhadap isu yang sering dihadapi selama pandemi ini, yaitu pentingnya pengetahuan tentang kesehatan mental dan mindfulness. “Dengan adanya acara ini, masyarakat luas dapat lebih memahami kesehatan mental dan mindfulness, khususnya tentang bagaimana menjaga kesehatan mental selama pandemi dan secara spesifik bagaimana menghadapi trauma dan kesedihan,” ujarnya.
Sementara itu, Detty Wulandari, Pendiri Klub ‘Mental Health Indonesia’ di Clubhouse yang juga seorang penyintas bipolar turut berpartisipasi dalam acara ini mengatakan bahwa kesehatan jiwa di Indonesia sendiri sudah cukup banyak terdengar, namun informasi lebih dalam mengenai cara menghadapi stigma dan diskriminasi dari masyarakat masih perlu ditingkatkan. “Suatu kehormatan bagi saya untuk dapat berbagi pengalaman sebagai penyintas bipolar, termasuk bagaimana saya mengendalikan diri dan menghadapi masyarakat. Saya turut senang dapat memberikan dukungan, dorongan dan informasi yang relevan tentang kesehatan mental untuk orang di luar sana yang membutuhkannya,” ujarnya.
David Irianto, Co-Founder platform kesehatan mental Greatmind Indonesia juga hadir sebagai pembicara pada acara ini. “Salah satu hal terpenting untuk dapat mengendalikan emosi dan perasaan seseorang dapat dilakukan dengan memahami pentingnya bagaimana orang dapat menerima diri mereka terlebih dahulu. Diskusi publik seperti ini dapat memberikan banyak wawasan penting tentang bagaimana menerima diri sendiri sehingga kita dapat berkawan dengan perasaan sendiri,” katanya.
Clubhouse adalah jenis jaringan sosial baru berbasis suara. Orang-orang di seluruh dunia berkumpul di Clubhouse untuk berbicara, mendengarkan, dan belajar satu sama lain secara real-time, tentang topik seperti musik, komedi, politik, kencan, dan banyak lagi. Lebih dari 700.000 ruang diskusi (room) berlangsung setiap hari dan rata-rata 70 menit orang menggunakan waktunya di Clubhouse.
Teks: Wiwid